Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) - SHKK Kelas X BAB 4
KOMPETENSI DASAR :
3.3. Menganalisis
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
4.3. Melaksanakan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
TUJUAN PEMBELAJARAN :
·
Memahami
prinsip dasar P3K dan cedera-cedera yang biasa terjadi dalam industri hotel.
·
Mampu
mempraktekan P3K di tempat kerja dan lingkungan tempat tinggal.
(P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara
terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna
dari dokter atau paramedis. Hal ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai
pengobatan atau penanganan yang sempurna, melainkan hanyalah berupa pertolongan
sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medis atau orang awam) yang
pertama kali melihat korban.
Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan
menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian.
Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi
cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian. Namun,
tindakan P3K yang tidak baik dapat memperburuk akibat kecelakaan bahkan
menimbulkan kematian.
A.
Tujuan P3K
Tujuan P3K
adalah sebagai berikut:
a.
Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian,
dengan cara sebagai berikut:
·
Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam
korban
·
Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP)
apabila perlu.
·
Mencari dan mengatasi pendarahan.
b.
Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah
kondisi memburuk), dengan cara sebagai berikut:
·
Mengadakan diagnosis.
·
Menangani korban dengan prioritas yang logis.
·
Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit)
yang tersembunyi.
c.
Menunjang penyembuhan, dengan cara
sebagai berikut :
·
Mengurangi rasa sakit dan rasa takut.
·
Mencegah infeksi.
·
Merencanakan pertolongan medis serta
transportasi korban dengan tepat.
B.
Prinsip P3K
Beberapa prinsip yang harus ditanamkan apabila menghadapi
kejadian kecelakaan adalah sebagai berikut:
a.
Bersikaplah tenang, jangan panik.
b.
Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan, cara
terjadinya kecelakaan, cuaca, dan lain sebagainya untuk mengetahui keamanan
untuk memberikan pertolongan.
c.
Perhatikan keadaan penderita, misalnya penderita
pingsan, ada perdarahan dan luka, patah tulang, merasa sangat kesakitan, dan
lain sebagainya.
d.
Periksa pernapasan korban. Apabila tidak
bernapas, periksa dan bersihkan jalan napas lalu berikan pernapasan bantuan.
e.
Periksa nadi atau denyut jantung korban. Jika
nadi atau denyut jantung berhenti, lakukan pijat jantung luar. Apabila ada
pendarahan berat segera hentikan.
f.
Membidai tulang yang patah terlebih dahulu.
Jangan langsung dibawa ke klinik atau rumah sakit.
g.
Hubungi petugas medis atau rumah sakit terdekat
sambal memberikan pertolongan terlebih dahulu.
Berhasilnya perawatan terhadap cedera-cedera akibat
kecelakaan kerja bergantung pada tindakan yang tepat, kebersihan atau
sterilitas pada tindakan-tindakan perawatan dan ketelitian pemeriksaan terhadap
alat-alat luar ataupun dalam tubuh yang cedera. Untuk merawat luka-uka luar,
hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Tutup luka dengan kain kasa steril, sedangkan
daerah di sekitarnya dibersihkan dengan sabun dan air, pelarut bahan-bahan
khusus atau detergen.
2.
Dalam hal diadakan tindakan sementara oleh
petugas P3K atau lainnya, buka dan buanglah penutup sementara dan bersihkan daerah
sekitar dan tepi luka.
3.
Pada keadaarn kotor, bersihkan luka dengan air
steril atau larutan garam isotonis, atau pakailah artiseptik yang sesuai dengan
ketentuan dokter.
4.
Pasang permbalut yang sedikit mungkin mengganggu
fungsi tubuh atau bagian badan. Balutan steril harus dilindungi dengan kain
penutup yang menjadi kebersihan di bagian luar, manakala bekerja, karyawan
harus diperintahkan untuk tidak membuang kain penutup tersebut, tetapi
mengembalikan kepada bagian kesehatan seandainya menjadi longgar atau tidak
dirasa enak waktu bekerja.
Di dalam suatu industry, para pekerja rentan mengalami
cedera. Oleh karena itu pertolongan pertama pada korban cedera harus dilakukan
dengan baik dan benar. Berikut cedera-cedera yang terjadi dalam industri.
1.
Cedera Pada Kulit Akibat Luka.
Pertolongan pertama cedera pada kulit akibat luka harus
dilakukan dengan baik dan benar. Berikut contoh cedera dan tindakan-tindakan
pendahuluan yang dilakukan:
a.
Luka lecet. Bersihkan dengan menggunakan
mercurochrome atau bubuk sulfa steril, dan tutuplah dengan pembalut kering.
Jangan dipakai antiseptik yang lerlalu merangsang seperti jodium-tinctuur, Luka
lecet pada kulit secara luas atau kehilangan kulit secara dalam, terutama pada
jari dan tangan, memerlukan perhatian medis.
b.
Memar. Lakukan kompres dengan air dingin atau
rendam di air segera setelah terjadi kecelakaan sesudah 24 jam. Ganti air
kompresan, jika sudah tidak terasa dingin jika nyeri atau cacat menetap atau
diduga ada kerusakan di bagian dalam dari tubuh, bawalah ke dokter.
c.
Luka koyak. Bersihkan dan rawat serta balut
sesuai dengan petunjuk dokter. Setiap kemungkinan adanya cedera pada
persendian, saraf atau urat, perlu pertolongan dokter dengan segera.
d.
Luka tusuk. Luka tusuk terjadi karena adanya
benda yang menancap. Luka tusuk yang menancap pada kulit memerlukan pengawasan
dokter secara langsung untukmenghindari terjadinya infeksi yang berat.
e.
Luka akibat pecahan beling atau kaca. Luka
akibat pecahan beling sangat berbahaya bahkan dapat menyebabkan infeksi. Oleh
karena itu, pertolongan pertama harus tepat. Cara pertolongan pertama akibat
pecahan beling, yaitu cabut beling yang masih menempel, bersihkan luka dengan
air dan kain bersih, berikan obat antiseptik, kemudian tutup luka dengan kain
kasa agar terhindar dari debu. Pertolongan tersebut diberikan jika beling yang
menancap pada kulit tidak terlalu dalam.
f.
Luka bakar. Cara melakukan pertolongan pertama
untuk seseorang yang mengalami luka bakar, yaitu alirkan air biasa ke daerah yang
luka, tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril, dan jangan memecahkan
gelembung. Segera dibawa ke rumah sakit. Perlu dingat juga, jangan menggunakan
mentega, odol, kecap, kopi, air es untuk mengobati luka bakar.
g.
Luka oleh bahan kimia. Cucilalh atau rendamlah
dalam air sekurang-kurangnya selama 20 menit dan balutlah luka dengan kain yang
bersih dan steril.
Patah tulang dapat mengalami dua kemungkinan yaitu patah tulang terbuka
dan patah tulang tertutup. Patah tulang terbuka yaitu ujung tangan yang patah
menonjol ke luar, dan ada lukas edangkan patah tulang tertutup yaitu tidak ada
luka, permukaan kulit tidak rusak.
Tanda-tanda patah tulang yaitu:
a.
Bagian yang patah membengkak
b.
Daerah yang patah nyeri bila ditekan
c.
Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah
d.
Anggota bagian yang patah mengalami gangguan fungsi
Pertolongan Pertama untuk korban patah tulang dalah pembidaian. Tujuan
pembidaian yaitu:
a.
Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah
b.
Memberi istirahat pada anggota badan yang patah
c.
Mengurangi rasa nyeri
d.
Mempercepat penyembuhan
Syarat-syaratpembidaian:
a.
Siapkan alat-alat selengkapnya.
b.
Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum
dipasang diukur terlebih dahulu pada anggota badan korban yang sehat.
c.
Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar.
d.
Bidai dibalut dengan pembalut sebelum dipasang.
e.
Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah
tulang yang patah.
f.
Kalau memungkinkan anggota badan gerak tersebut ditinggikan
setelah bidai.
g. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat lain yang mengikat harus dilepas.
Jangan salah memberikan pertolongan pertama pada cedera
akibat patah tulang. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
- Jangan panik, hubungi petugas medis.
- Usahakan penderita dalam keadaan tenang dan hangat.
- Jangan biarkan penderita bergerak.
- Jangan coba-coba mengadakan tindakan perbaikan posisi tulang tanpa pengawasan dokter.
Semua penderita dengan cedera pada mata harus diperiksa oleh
dokter. Larutan dan obat obatan untuk mata harus benar-benar terjaga dalam
keadaan steril. Obat-obatan harus diusahakan dalam keadaan baru. Setiap
penderita harus memakai alat yang steril dan mencuci tangan sebelum dan sesudah
pemeriksaan mata. Berikut penyebab cedera pada mata dan cara perawatannya.
a.
Benda asing. Cedera mata tentu memerlukan
perawatan profesional. Namun, jika keadaan sangat darurat, pertolongan pertama
penting dilakukan untuk mencegah cedera semakin parah. Cedera mata yang paling
umum memerlukan pertolongan pertama adalah ketika partikel masuk ke dalam mata,
seperti debu, serpihan kayu, dan lain sebagainya. Pertolongan pertama yang
dilakukan, yaitu mengeluarkan benda asing yang mudah terlihat pada mata.
Antiseptik hanya boleh digunakan apabila dokter menyarankannya. Hanya dokter
yang boleh mengeluarkan benda asing yang terdapat pada kornea.
b.
Konjungtivitis atau perangsang-perangsang
lainnya pada selaput lendir mata harus diperiksakan pada dokter atau spesialis
mata.
c.
Cedera bakar ringan pada mata. Jangan gunakan
salep luka bakar pada kulit sekitar mata. Pergunakanlah pembalut steril dan
bawalah ke dokter.
d.
Cedera oleh bahan kimia. Cucilah cedera dengan
air segera. Tindakan cepat dan tepat sangat perlu. Lama mencuci paling sedikit
20 menit. Sementara itu, persiapkan untuk pemeriksaan dan selanjutnya perawatan
medis.
e.
Cedera ledakan oleh logam panas. Tutuplah dengan
kasa perban dengan segera dan segera bawa ke dokter. Jangan dicuci, anestetik
harus digunakan sesuai dengan perintah dokter.
f.
Cedera karena panas. Nyeri yang menetap sebagai
akibat panas memerlukan pemeriksaan dan perawatan medis. Pertolongan pertama
harus meliputi tindakan-tindakan sebagai berikut:
1.
Berikan anestetik lokal setbagaimana
diperintahkan oleh dokter.
2.
Kompres dingin,
3.
Berikan sedatif.
Seseorang yang mengalami cedera pada kepala harus segera
dibawa ke rumah sakit. Perawat yang merawat korban cedera pada kepala harus
menanganinya dengan hati-hati. Sampai dokter memperkenakan pulang, perawatan
harus meliputi hal sebagai berikut:
a.
Menjaga penderita dalarm keadaan berbaring.
b.
Tinggikan letak kepala.
c.
Gunakan kap es atau kompres dingin.
d.
Jangan diberikan sedatif.
e.
Jangan diberikan sedatif.
f.
Catatlah denyut nadi, tekanan darah, dan
pernapasan setiap 10 menit.
g.
Gunting atau cukur serta bersihkan daerah
sekitar cedera dan tutup dengan kasa steril.
Memar pada dada dan perut dengan atau tanpa tanda-tanda
nyata luka luar mungkin menyebabkan cedera pada bagian dalam. Sampai diperiksa
oleh dokter, perawat harus melakukan hal sebagai berikut:
a.
Dijaga dalam keadaan hangat dan tenang.
b.
Tidak dapat diperkenakan untuk diberikan
sedatif.
c.
Dicatat nadi, tekanan darah, suhu, dan
pernapasannya.
d.
Dibalut sesuai dengan keperluan untuk
menghindari kontaminasi.
e.
Dalam cedera dalam perut, jangan dibiarkan
makanan lewat mulut.
6. Penanganan Korban pingsan.
a.
Baringkan korban secara telentang, longgarkan pakaiannya, kemudian
lakukan lima langkah berikut:
· Jika
tidak ada reaksi, miringkan kepala korban dan periksa pernapasannya
· Jika
bernapas, kepalanya tetap dimiringkan tetapi periksa kemungkinan adanya cedera kepala
dan leher, jangan beri makanan dan minuman.
· Jika
bernapas tetapi mendengkur, mungkin ada yang menyumbat, beri udara segar, dan beri
selimut
· Jalan
napas dapat dibuka dengan cara mendongakkan kepala kebelakang dan gerakkan rahang
bawah ke atas.
· Jangan
biarkan terlalu lama, segera bawalah korban ke fasilitas kesehatan.
b.
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi jantung paru (RJP) adalah prosedur
penyelamatan nyawa pada kondisi gawat darurat yang terjadi akibat terhentinya
pernapasan dan detak jantung.
Gunakan Konsep DR CAB
ü
Danger
(Bahaya) Pastikan Keadaan Aman untuk Menolong.
ü
Response
(Respon) Pastikan Kondisi Kesadaran Korban.
Periksa kesadaran korban dengan cara
memanggil namanya jika Anda kenal, atau bersuara yang agak keras di dekat
telinga korban, jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban perlahan namun
tegas, berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit bagian telinga korban).
ü
Compression
1.
Berlutut disamping korban.
2.
Tentukan posisi kompresi dada, dengan menemukan titik tengah pertemuan
tulang iga dada korban.
3.
Setelah menemukan titik kompresi, tempatkan tumit tangan anda pada
titik tersebut, dengan satu tangan lagi di atasnya.
4.
Posisikan tangan anda tegak lurus dan jaga agar tetap tegak lurus pada
saat melakukan kompresi, lalu tekan dada korban.
5.
Berikan 30 kali kompresi dada, lakukan dengan cepat dan pertahankan
kecepatannya.
6.
Berikan kompresi dengan kedalaman 2 inchi (5cm).
Setelah melakukan 30 kompresi, buka
jalan nafas korban dengan metode Head-tilt chin-lift. Tujuannya adalah untuk membuka
jalan nafas korban yang tersumbat oleh lidah yang tertarik ke tenggorokan sehingga
menutupi jalan nafas. Cara melakukan metode Head-tilt chin-lift yaitu:
1.
Letakkan telapak tangan Anda
di dahi korban dan letakkan jari-jari tangan Anda yang lain dibawah dagu korban.
2.
Kemudian tekan dahi ke bawah sambil angkat dagu ke atas sehingga kepala
korban mendongak keatas dan mulut korban terbuka.
Adapun cara memberikan nafas bantuan
sebagai berikut:
1.
Pastikan jalan nafas korban masih dalam posisi terbuka dengan metode
Head-tilt chin-lift sebelumnya.
2.
Tekan hidung korban untuk memastikan tidak ada udara yang bocor melalui
hidung, ambil nafas dengan normal lalu tempelkan mulut serapat mungkin pada mulut
korban dan tiupkan nafas Anda melalui mulut.
3.
Lakukan dengan perbandingan 30:2 yaitu 30 kompresi dada dan 2 kali
napas bantuan, sampai ada respon dari korban atau sampai bantuan medis tiba. Perludi
ketahui, bahwa otak tidak boleh kekurangan oksigen lebih dari 4 menit terutama saat
diketahui jantung seseorang berhenti. Ituartinya Anda hanya punya waktu kurang dari
4 menit untuk melakukan RJP atau CPR pada korban.
7. Tersengat Listrik
Jika ada yang tersengat listrik, maka yang harus dilakukan sebagai
berikut:
a.
Putuskan aliran listrik yang terkena tubuh korban. Perhatikan cara memutuskan aliran listrik,
jangan sampai penolong menjadi korban berikutnya. Penolong memutuskan aliran listrik dengan menggunakan
alat yang tidak dapat dialiri listrik seperti
kayu, handuk kering dan memakai alas kaki kering.
b.
Jika luka tersengat listrik terlihat cukup parah, secepatnya bawa korban
ke fasilitas kesehatan terdekat.
a.
Orang yang menolong haruslah terlatih, artinya penolong harus pandai
berenang dan tahu teknik menolong orang yang tenggelam. Jangan sampai penolong membahayakan
diri sendiri.
b.
Sesegera mungkin mengeluarkan korban dari air. Perhatikan bagaimana
cara yang paling aman mengangkat korban dari air. Jangan sampai tangan korban yang
biasanya meronta-ronta menghalangi gerak penolong bahkan membahayakan keduanya.
c.
Jika korban sudah berada di tempat aman, usahakan untuk membebaskan
fungsi pernapasan korban.
Gejala korban yang keracunan makanan atau minuman yaitu mual,
muntah, keringat dingin, dan wajah pucat kebiruan.
Penanganannya yaitu dengan cara membawa korban ke tempat teduh dan
segar, usahakan supaya korban muntah, beri norit (jika ada), istirahatkan,
jangan diberi minum sampai kondisinya lebih baik. Jika korban terlihat parah, secepatnya bawake
fasilitas kesehatan terdekat.
Comments
Post a Comment